SUBANG – Suasana penuh antusiasme terlihat di halaman Kantor Desa Cibogo, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Selasa (26/8/2025) malam. Ribuan warga tumpah ruah untuk menyaksikan pagelaran wayang golek yang dibawakan oleh Ki Dalang Yogaswara Sunandar Sunarya, putra Giriharja 3.
Pertunjukan seni tradisi tersebut menjadi puncak peringatan Milangkala Desa Cibogo ke-124 sekaligus puncak acara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang mengusung tema “Ngawangun Lembur Ngiket Budaya Anu Religius Tur Istimewa.”
Sebelum malam puncak, berbagai lomba digelar untuk memeriahkan peringatan. Warga turut serta dalam lomba kebersihan lingkungan hingga karnaval pawai alegoris yang berlangsung pada 23 Agustus 2025. Malam itu juga, pemenang lomba menerima piala dalam seremoni yang digelar di tengah-tengah acara.
Acara turut dihadiri jajaran pemerintahan, di antaranya Asda 1 Rahmat Effendi yang mewakili Bupati Subang, Kabag Kesra Saeful, Forkopimcam Cibogo, Camat Cibogo bersama Danramil dan Kapolsek Cibogo, Ketua BPD, LPM, Karang Taruna Desa Cibogo, para kepala desa se-Kecamatan Cibogo, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Cibogo Ahmad Mahbubi menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran seluruh rangkaian kegiatan.
“Alhamdulillah, seluruh rangkaian acara, dari awal hingga puncaknya malam ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Ahmad.
Ia juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak yang memungkinkan acara berlangsung sukses.
Baca Juga : Wapres Ma’ruf Amin Hadiri Halaqah Nasional IV di Cirebon, Polresta Kerahkan 200 Personel
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Desa Cibogo, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dalam bentuk material maupun non-material yang telah memungkinkan terlaksananya acara ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan bahwa peringatan Milangkala Desa Cibogo bermula dari aspirasi tokoh masyarakat untuk mengenang berdirinya desa 124 tahun lalu. Karena berdekatan dengan peringatan HUT RI, acara kemudian digelar sekaligus untuk memeriahkan kemerdekaan.
Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi memiliki makna mendalam dalam melestarikan sejarah dan menumbuhkan kecintaan terhadap daerah.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan solidaritas dan kebersamaan warga serta mempererat ikatan silaturahmi di antara kita semua,” tutupnya.
Sumber : Menitsembilan.com