BeritaJawa Barat

Tingkatkan Pembangunan Daerah, KDM Tegaskan Investasi Harus Menghargai Ruang Hidup dan Jati Diri Sunda

9
×

Tingkatkan Pembangunan Daerah, KDM Tegaskan Investasi Harus Menghargai Ruang Hidup dan Jati Diri Sunda

Share this article
KDM Tegaskan Investasi Harus Menghargai Ruang Hidup dan Jati Diri Sunda

Di tengah derasnya arus investasi yang masuk ke Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa pembangunan tidak boleh melupakan jati diri tanah Sunda—sebuah tempat dengan tanah yang subur, alam yang ramah, dan masyarakat yang menjunjung nilai harmoni.

Pesan itu disampaikan Dedi Mulyadi, atau akrab disapa KDM, saat membuka The 7th West Java Investment Summit (WJIS) 2025 di Bandung, Jumat (14/11/2025). Dengan nada tegas namun penuh kehangatan, ia mendorong agar setiap investasi yang masuk tetap menghargai ruang hidup masyarakat setempat.

Menurut KDM, Jawa Barat bukan sekadar wilayah industri. Ia adalah rumah besar bagi budaya Sunda, yang keindahannya terwujud melalui tata ruang, arsitektur, dan cara masyarakat menjaga alam.

Baca Juga : APBD Subang Fokus ke Infrastruktur Rp 250 Miliar, Bupati Kang Rey Siap Blacklist Pengusaha “Nakal”

“Jabar itu tanahnya subur, alamnya indah. Karena itu setiap desain investasi, baik kawasan industri, perdagangan, maupun perumahan, harus dibarengi dengan penataan ruang dan lingkungan yang memadai, dengan arsitektur berciri khas Padjajaran Sunda,” ujarnya.

KDM menggambarkan bahwa kawasan industri idealnya bukan hanya tempat orang bekerja, tapi juga tempat masyarakat tumbuh dan hidup. Ia ingin melihat ruang-ruang industri yang menyatu dengan sekolah, perkantoran, ruang hijau, hingga destinasi wisata. Sebuah kawasan yang bukan hanya menghasilkan barang, tetapi juga kebahagiaan dan daya tarik.

“Lingkungan pabrik, sekolah, perkantoran, hingga jaringan jalan harus menjadi bagian dari kawasan wisata. Dengan begitu, ruang ekonomi tersebut memiliki daya hidup dan daya tarik,” katanya.

Baca Juga : Kang Rey Tegaskan Tak Pernah Minta Setoran : “Bahkan Makan Pribadi Saya Bayar Sendiri”

Gubernur juga menyampaikan kegelisahannya soal rendahnya belanja lokal tenaga kerja asing. Menurutnya, ketika pekerja asing tidak ikut mendorong ekonomi masyarakat sekitar, ada ruang yang hilang dari keberadaan mereka.

“Jika industri berkembang di Jawa Barat tapi aktivitas konsumtif para pekerja asing dilakukan di luar daerah, maka yang dirugikan adalah perekonomian lokal. Nilai tambahnya tidak tinggal di masyarakat,” ujarnya.

Karena itu, ia ingin membangun inner circle economy, yaitu ekosistem ekonomi yang saling menghidupi: industri berkembang, masyarakat sejahtera, dan uang berputar di ruang yang sama.

KDM menekankan bahwa pembangunan yang baik harus dimulai dari pemerintah yang disiplin. Ia percaya, ketika birokrasi bekerja dengan tertib, pelaku usaha pun akan mengikuti arah yang sama.

Baca Juga : Kapolres Ciamis Raih Dua Penghargaan Bergengsi, Diakui sebagai Pemimpin Humanis dan Berintegritas

“Pelaku usaha akan patuh ketika birokrasi tidak membuka ruang untuk ketidakpatuhan. Jika setiap perangkat daerah bekerja disiplin dan terintegrasi, maka ekosistem investasi akan tumbuh sehat,” tegasnya.

Perubahan itu, kata KDM, sudah mulai terasa. Dalam sembilan bulan terakhir, ia melihat ketertiban publik meningkat—mulai dari lalu lintas hingga aktivitas masyarakat yang kini lebih teratur.

“Dalam waktu tidak terlalu lama–sembilan bulan–kita bisa melihat perubahan signifikan pada ketertiban jalan raya, keramaian, dan berbagai ketidakteraturan lainnya. Sekarang kondisinya semakin baik dan tertata,” ujarnya.

Berbicara soal kebijakan publik, KDM mengakui bahwa tidak semua keputusan langsung diterima masyarakat. Namun baginya, kebijakan yang dibangun atas riset dan data pada akhirnya akan terbukti bermanfaat.

Baca Juga : SPPG Pasirkareumbi 03 Subang Perkuat Komitmen Layanan Dapur Program MBG

“Data BPS menunjukkan bahwa lima tahun terakhir jumlah wisatawan tertinggi di Jawa Barat justru terjadi saat ini. Pada akhirnya, masyarakat kembali pada kebijakan yang rasional,” jelasnya.

KDM menegaskan bahwa Jawa Barat tetap membuka pintu bagi para investor, tetapi tidak untuk investasi yang merusak tatanan sosial dan lingkungan.

“Daerah yang terlalu longgar tidak akan maju. Investasi harus diseleksi, hanya yang memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan yang akan diterima. Kita boleh mengundang investasi, tetapi tidak boleh menjual diri,” tegasnya.

Baca Juga : Harris Turino Soroti Wacana Redenominasi Rupiah 1000:1, Efisiensi Ekonomi Harus Diimbangi Kesiapan Nasional

Ia percaya bahwa selektivitas tidak membuat investor menjauh, melainkan meningkatkan kualitas kepercayaan mereka.

“Semakin ketat seleksi yang kita terapkan, semakin besar peluang menarik investor yang berkualitas,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, KDM mengajak semua pihak, pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat, untuk bersama-sama menjaga ruang hidup Jawa Barat agar tetap harmonis, teratur, dan sejalan dengan nilai-nilai Sunda yang menjunjung keseimbangan.

Sumber : Tintahijau.com