Subang, Elshifaradio.com – Aksi unjuk rasa ratusan buruh tambang di depan Gedung DPRD Subang pada Jumat (24/1/2025) berhasil menyita perhatian publik. Para buruh menuntut agar tambang-tambang yang ditutup diizinkan beroperasi kembali, dengan alasan bahwa selama dua pekan terakhir mereka kehilangan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam orasi mereka, sejumlah orator bahkan menyindir aksi Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, yang dinilai menutup tambang-tambang ilegal hanya untuk kepentingan konten semata.
Namun, Kang Dedi Mulyadi (KDM), sapaan akrab Dedi Mulyadi, merespons santai tudingan tersebut. Dalam unggahan di akun Instagram miliknya, ia memberikan tanggapan tegas terkait isu kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal.
Baca Juga : Lindungi Generasi Muda dari Jeratan Utang, OJK Terapkan Batas Usia Minimal Pengguna Pinjol dan Paylater
“Saya sampaikan daripada marah-marah lebih baik perbaiki tuh lingkungan yang rusak, kubangan-kubangan besar kedalamannya mencapai 30 meter 40 meter dengan luasan ber hektar-hektar,” ujarnya.
Dedi menambahkan bahwa kerusakan lingkungan yang dibiarkan dapat mengancam kehidupan generasi mendatang. Oleh karena itu, ia meminta agar kerusakan tersebut segera diperbaiki melalui langkah reklamasi.
“Yang kedua jalan-jalan yang mengalami kerusakan mohon juga diperbaiki. Kasihan keluarga ada yang terjatuh, ada yang meninggal. Malah karena tertabrak oleh mobil material bahan tambang, keluarganya menderita. Mereka kehilangan orang yang menjadi tulang punggung hidupnya,” tegasnya.
Selain menyoroti kerusakan akibat tambang ilegal, KDM juga mengomentari banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Barat, seperti Cirebon dan Bandung. Di Cirebon, banjir akibat luapan sungai merendam 15 desa di tujuh kecamatan, berdampak pada 3.280 kepala keluarga atau 5.685 jiwa.
Baca Juga : Soroti Dampak Penerbitan Tambang Ilegal, Ketua LSM AKSI Subang Desak Pemprov Jabar Permudah izin Tambang
“Hujan kemarin sangat lebat, banjir terjadi di mana-mana,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa penyebab banjir di antaranya adalah pendangkalan sungai dan pembabatan hutan.
“Sungai mengalami pendangkalan, gunung mengalami pembabatan, ya pasti terjadi banjir, dan itu perlu kesadaran kita,” ujar Dedi.
Dedi berharap masyarakat Jawa Barat semakin sadar untuk menjaga kelestarian alam demi keberlangsungan generasi mendatang. Ditemukan 44 Kubur Tempayan di Sumba Timur Artikel Kompas.id Untuk itu, ke depan ia berharap warga Jawa Barat menjadi manusia yang tersadarkan, bahwa alam ini adalah titipan bukan warisan.
“Semoga ke depan kita menjadi manusia yang tersadarkan bahwa alam ini adalah titipan bukan warisan, sehingga kita perlu menjaganya demi kelangsungan generasi ke depan saya,” tutur dia
Baca Juga : Butuh Perhatian dari Pemerintah, Twin TTC menjadi Harapan Besar Masa Depan Tenis Meja Subang
Aksi unjuk rasa tersebut ditanggapi serius oleh Ketua DPRD Subang, Victor Wirabuana, yang menerima massa untuk beraudiensi. Hasilnya, DPRD Subang mengeluarkan dua rekomendasi:
- DPRD Subang merekomendasikan kepada Pemkab Subang untuk segera membentuk Tim Investigasi untuk menelusuri aktivitas pertambangan baik legal maupun yang tidak ilegal.
- DPRD Subang merekomendasikan melalui PJ. Bupati Subang untuk ditelusuri kepada PJ Gubernur Jawa Barat terkait dengan percepatan penerbitan IPR dan IUPOP agar tambang rakyat dapat beroperasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Proyek Strategis Nasional sesuai dengan kaidah-kaidah norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan aktivitas tambang dapat berjalan secara legal tanpa mengabaikan norma lingkungan, sehingga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian alam tetap terjaga.
Sumber : lampusatu.com
