BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, menyampaikan pidato saat memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Bandung, pada Selasa (20/5/2025). Dalam pidatonya, Dedi menegaskan pentingnya pembentukan disiplin dan pendidikan karakter bagi anak-anak dalam mendukung pertumbuhan yang sehat dan berkualitas.
Dedi menolak anggapan bahwa pembiasaan disiplin ketat pada anak-anak merupakan pelanggaran hak anak. Ia mencontohkan rutinitas seperti bangun pagi jam 5 subuh, membereskan tempat tidur, salat subuh, mengikuti kuliah subuh, hingga makan teratur dengan menu bergizi sebagai hal yang sangat positif. “Kalau anak-anak dibangunkan jam 5 subuh, di mana letak salahnya dan di mana letak pelanggarannya?” ujar Dedi.
Baca Juga : Tingkatkan Layanan Prima, Puskesmas Pusakanagara Gelar Pemeriksaan Gratis di Desa Patimban
Menurutnya, pendidikan yang menanamkan kebiasaan berdisiplin dan nilai spiritual melalui interaksi langsung dengan guru, seperti tatap muka dan doa sebelum makan, justru sangat dibutuhkan. Ia mengkritik pola pendidikan yang terlalu mengandalkan digitalisasi tanpa ada hubungan emosional guru dan murid. “Murid-murid jadi tidak menghormati guru karena guru lupa mengekspresikan nilai spiritual dalam dirinya,” katanya.
Gubernur juga menyoroti kenyataan bahwa di rumah-rumah banyak anak yang tidak mendapatkan kasih sayang cukup, makanan bergizi, maupun waktu tidur yang ideal. Ia mengatakan, “Justru hak-hak anak terdapat di barak pendidikan TNI, bukan di rumah yang sering tidak ramah bagi anak.”
Dengan tegas, Dedi Mulyadi mengajak semua pihak untuk mengembalikan nilai-nilai disiplin dan pendidikan karakter yang penuh perhatian agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang sehat dan bermoral. (HM)
