Informasi

Hujan Saat Imlek : Mitos Keberuntungan atau Fenomena Alam ?

136
×

Hujan Saat Imlek : Mitos Keberuntungan atau Fenomena Alam ?

Share this article
Hujan Saat Imlek Mitos Keberuntungan atau Fenomena Alam
Foto : Ilustrasi

Subang, Elshifaradio.com – Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia selalu memiliki daya tarik tersendiri. Selain tradisi kumpul keluarga, dekorasi serba merah, dan berbagi hadiah, ada satu hal yang hampir selalu mewarnai momen ini, yaitu Hujan.

Fenomena ini begitu lekat dengan perayaan Imlek sehingga banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari keberuntungan yang dibawa oleh tahun baru. Tahun ini, masyarakat Tionghoa di Indonesia menyambut Tahun Baru 2578 Kongzili dengan penuh suka cita pada Rabu, 29 Januari 2025.

Namun, di tengah kemeriahan perayaan, turunnya hujan kembali menjadi perhatian. Sebagian masyarakat percaya bahwa hujan membawa berkah dan kemakmuran, tetapi apa sebenarnya penjelasan di balik fenomena ini?

Baca Juga : 8 Warga Ciater Keracunan Jamur Rampak, Salah Olah Jadi Penyebabnya ?

Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, hujan yang sering turun saat Imlek sebenarnya lebih berkaitan dengan musim daripada tradisi.

Pada awal tahun, tepatnya di bulan Januari hingga Februari, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan. Hal tersebut dipengaruhi oleh angin Monsun Asia, angin musiman yang membawa udara lembap dari Benua Asia dan Samudera Pasifik ke Indonesia.

Ida menegaskan bahwa hujan saat Imlek tidak ada kaitannya dengan kepercayaan atau mitos, melainkan murni fenomena alam yang terjadi setiap tahunnya.

Hal senada diungkapkan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanti. Menurutnya, kalender lunar-solar yang digunakan dalam penanggalan Imlek membuat perayaannya selalu jatuh pada Januari atau Februari.

Periode tersebut bertepatan dengan musim hujan di Indonesia, sehingga hujan saat Imlek menjadi sesuatu yang wajar terjadi.

Baca Juga : Turun Tangan, Pj Bupati Subang Apresiasi RSUD Tangani Cepat Korban Keracunan Jamur Rampak

Menariknya, fenomena ini tidak terjadi di negara lain. Di China, misalnya, Imlek biasanya berlangsung di musim dingin yang identik dengan salju. Begitu pula di negara-negara Eropa, yang pada periode tersebut tidak mengalami musim hujan.

Meski dapat dijelaskan secara ilmiah, bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia, hujan saat Imlek tetap memiliki makna simbolis.

Mereka meyakini bahwa semakin deras hujan yang turun, semakin besar pula keberkahan yang akan hadir sepanjang tahun.

Kepercayaan ini telah menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Dengan demikian, meskipun hujan saat Imlek merupakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun, keyakinan akan keberkahannya tetap hidup dalam budaya dan tradisi masyarakat.

Sumber : lampusatu.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *