SUBANG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara soal polemik yang tengah menyelimuti klub kebanggaan Subang, Persikas. Di tengah krisis finansial yang melanda, muncul desakan dari sejumlah suporter agar klub tidak dijual atau diakuisisi pihak luar.
Namun, Kang Dedi menegaskan bahwa sesuai regulasi, klub sepak bola profesional yang berlaga di Liga 2 maupun Liga 1 tidak boleh didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Bupati juga kalau punya uang membantu, kalau enggak punya uang enggak boleh membantu klub profesional dengan menggunakan uang negara,” tegas KDM saat menyambut baik para suporter Persikas Subang yang menerima undangannya di Kediamannya Lembur Pakuan Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Jumat (30/5/2025).
Baca Juga : Tragedi Tambang Gunung Kuda : 13 Orang Tewas Tertimbun Longsor, Gubernur Perintahkan Penutupan Permanen
Lebih jauh, Dedi menjelaskan bahwa jika sebuah klub sampai diakuisisi oleh pihak lain, maka itu terjadi karena persoalan kemampuan finansial.
“Persikas itu kalau pun diakuisisi oleh daerah lain itu karena kemampuan keuangan,” tutur Dedi Mulyadi.
Ia pun mempertanyakan apakah ada pihak di Subang yang benar-benar siap mengeluarkan dana besar untuk mengurus klub.
“Sekarang pertanyaannya ada enggak orang yang mau mengeluarkan puluhan miliar ngurus bola? Kira-kira siapa pengusaha di Subang yang mau ngurus bola?” tanyanya.
Baca Juga : Liburan Sekolah Makin Hemat ! Ini 6 Bantuan Ekonomi yang Siap Dicairkan Pemerintah
Suporter yang hadir dalam pertemuan itu pun menjawab bahwa mereka akan mencari sosok yang dimaksud.
“Nanti dicari,” ujar salah satu suporter.
“Ya sana cari sendiri,” timpal Dedi Mulyadi.
Saat salah satu suporter mencoba menggoda agar Kang Dedi sendiri yang mengelola Persikas, ia menolaknya sambil bergurau.
“Enggak mau saya mah, boro-boro mengurus bola, mengurus istri juga belum bisa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kang Dedi juga memberi pesan khusus kepada para pendukung Persikas agar tidak melibatkan anak-anak dalam kegiatan suporter.
Baca Juga : Lonjakan Jemaah Wafat Jelang Puncak Haji, Pemerintah Pastikan Layanan Badal Haji
“Paling utama pesan saya tidak boleh melibatkan anak-anak di bawah umur dalam kegiatan orang dewasa, menggunakan bawa motor, dimobilisasi malam hari itu enggak boleh. Itu bukan hak mereka untuk keluar malam hari,” tandasnya.
Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, turut merespons dinamika yang terjadi. Ia menyampaikan kekecewaannya atas kondisi Persikas saat ini, terlebih setelah muncul aksi dari oknum suporter yang membuat Gubernur Dedi Mulyadi marah.
“Saya ingin menyampaikan bahwa saya pun kecewa dan saya pun tidak terima kalau Persikas harus dijual,” ujar Bupati Subang.
Meski begitu, Reynaldy menekankan bahwa pemerintah daerah memang tidak memiliki kewenangan mendanai klub profesional, mengingat status Persikas kini telah menjadi entitas usaha mandiri.
Baca Juga : Polres Subang Tangkap Kurir Sabu di Dangdeur , Terungkap Modus Jaringan Antarwilayah
“Ada peraturan dari Menteri Dalam Negeri yang menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak boleh memberikan APBD kepada organisasi olahraga profesional dalam bentuk apapun,” ucapnya.
Bupati yang akrab disapa Kang Rey ini juga menegaskan bahwa dirinya tidak tinggal diam. Ia telah berupaya mencari dukungan dari berbagai pihak demi keberlangsungan klub.
“Saya akan membantu dengan cara saya. Selama ini saya pun tidak diam dengan mencari link-link lewat relasi saya untuk mencari sponsor untuk Persikas, namun sampai dengan hari ini masih belum ada,” tegasnya.