SUBANG – Amphitheater Benteng Pancasila, Alun-Alun Subang, Sabtu malam (20/7/2025), menjadi saksi pesan penting yang disampaikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada ribuan warga. Dalam suasana meriah Subang Fest Vol. 4, peringatan tegas namun mengalir santai itu datang dari Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK RI, Amir Arif., SST., SH., M.Si., CA., CFE.
“Komisi Pemberantasan Korupsi sejak pagi tadi bertamu di Subang. Ngapain? Siapa yang mau ditangkap? Nggak ada,” ujar Amir membuka sambutannya. Ucapan tersebut sontak mengundang tawa, namun menyimpan pesan mendalam bagi para pemangku kepentingan di Subang.
Baca Juga : dr. Encep Sugiana Dorong Sekolah Jadikan Budaya Sunda Sebagai Pondasi Karakter Generasi Muda
Kehadiran KPK bukan untuk melakukan operasi tangkap tangan, melainkan membawa semangat pencegahan dalam rangkaian Roadshow KPK 2025: Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi, sebuah kampanye edukatif dua hari yang menyasar berbagai elemen masyarakat Subang. Mulai dari kampus, kantor pemerintahan, sekolah hingga ruang publik, semua menjadi titik penting bagi KPK dalam menyemai nilai-nilai integritas.
“Roadshow KPK kali ini khusus dalam program pendidikan. Karena pemberantasan korupsi tidak akan selesai hanya dengan penangkapan. Harus dibarengi dengan edukasi dan kesadaran,” tegas Amir dalam sambutannya.
Baca Juga : Jadi Titik Strategis Roadshow KPK 2025, Bupati Reynaldy Serukan Revolusi Moral Antikorupsi
Melalui program ini, KPK berupaya membangun benteng moral masyarakat agar tidak mudah tergoda pada praktik koruptif. Apalagi, Kabupaten Subang memiliki sejarah panjang yang pernah tercoreng kasus korupsi di level pimpinan daerah.
“Malam ini, sebelum pertunjukan, kami hanya ingin titip satu pesan. Seperti yang tadi disampaikan Pak Bupati, karena kita sama-sama cinta Kabupaten Subang: apa yang sudah terjadi di masa lalu, jangan diulang!” pungkas Amir.
Subang menjadi salah satu dari delapan kabupaten/kota di Jawa Barat yang disasar KPK dalam kampanye masif antikorupsi ini. Harapannya, bibit integritas tertanam kuat sejak dini, baik di kalangan pelajar, mahasiswa, ASN, maupun masyarakat umum—sehingga korupsi bukan hanya dicegah, tapi juga dilawan dari akar.
Sumber : Tintahijau.com