BeritaSubang

Tanpa Kejelasan, Proyek Pembangunan Kampus UPI di Jalancagak Terancam Batal

297
×

Tanpa Kejelasan, Proyek Pembangunan Kampus UPI di Jalancagak Terancam Batal

Share this article

SUBANG – Tiga tahun sejak wacana pembangunan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Desa Jalancagak, Subang, mencuat ke publik, proyek tersebut masih belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Harapan besar masyarakat akan hadirnya kampus bergengsi di wilayah mereka perlahan berubah menjadi tanda tanya besar.

Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal, kembali angkat bicara menanggapi mandeknya progres pembangunan. Ia menyebut belum ada kejelasan, baik dari pihak kampus maupun instansi terkait, mengenai kelanjutan proyek tersebut.

Menurut Indra, persoalan utama diduga masih berkutat pada status lahan. Lahan yang direncanakan menjadi lokasi kampus merupakan milik PTPN, sementara UPI sebagai penggagas pembangunan belum mampu menyelesaikan persoalan administratif yang ada.

Baca Juga : Era Baru di Dunia Usaha, APINDO Gelar Sosialisasi Kebijakan Pajak Minimum Global

“Sampai saat ini sudah tiga tahun belum ada progres atau kepastian kapan akan dibangun. Beberapa hal yang saya ketahui masih dalam proses, terutama soal tanah. Pihak PTPN katanya menginginkan adanya kompensasi dan pajak,” ungkap Indra Zainal kepada Pasundan Ekspres, Rabu (21/5/2025).

“Yang saya ketahui masih ada masalah dalam status tanah antara pihak PTPN dan UPI,” sambungnya.

Lebih lanjut, Indra mengungkapkan bahwa sempat ada pendataan terhadap para petani penggarap lahan, untuk diberikan biaya kerohiman sebagai bagian dari rencana relokasi. Namun karena tidak ada kepastian pembangunan, para petani akhirnya kembali menggarap lahan seperti biasa.

Baca Juga : Sepeda Motor Seorang Pedagang di Pamanukan Raib oleh Pencuri, Pelaku Terekam Jelas di CCTV

“Kemarin sudah ditanam kembali, karena tidak ada kejelasan terhadap pembangunan ini. Dulu pas bupatinya Ruhimat, para petani akan direlokasi, tapi sampai sekarang belum jelas akan direlokasi ke mana,” ujarnya.

Rencana relokasi pun kini menjadi kabur, apalagi sejak masa kepemimpinan Bupati Ruhimat berakhir. Belum ada kejelasan ke mana para petani akan dipindahkan jika proyek pembangunan tetap dilanjutkan.

Indra yang juga menjabat sebagai Pembina Paguyuban Nanas (Papanas), menekankan pentingnya menjaga eksistensi sentra nanas yang menjadi ikon Jalancagak. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Subang merupakan penghasil nanas hortikultura tertinggi dengan produksi mencapai 168.584,56 ton.

Baca Juga : Hadiri Muscab IBI ke-VII, Bupati Subang Tegaskan Komitmen Layanan Kesehatan Ramah Ibu dan Anak

“Kalau tidak ada relokasi, para petani berharap dilibatkan dalam pembangunan UPI. Minimal mereka diberi ruang untuk ikut tumbuh bersama, misalnya dengan difasilitasi tempat untuk berjualan produk UMKM jika kampus nanti jadi dibangun,” tambahnya.

Indra juga menyampaikan bahwa dirinya sempat dikunjungi oleh seorang lawyer yang mengaku mewakili UPI, namun hingga kini tidak ada kelanjutan yang jelas.

Masyarakat mulai meragukan realisasi proyek ini. Karena itu, Indra mendesak agar pihak UPI, pemerintah daerah, serta semua instansi terkait segera memberikan kepastian.

“Kami di desa hanya ingin kejelasan. Kalau memang dibangun, kami siap mendukung. Tapi kalau tidak jadi, tolong beri kepastian agar lahan bisa dimanfaatkan kembali dengan baik oleh masyarakat,” pungkasnya.