Subang, Elshifaradio.com – Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Cianjur, tengah menjadi sorotan publik setelah sebuah kebijakan dari SMA Sulthan Baruna viral di media sosial. Sekolah ini menerapkan tes kehamilan bagi siswi setelah libur semester, sebuah langkah yang diklaim untuk mencegah pergaulan bebas di kalangan remaja.
Dalam video yang ramai diperbincangkan, terlihat puluhan siswi mengantre untuk menjalani tes kehamilan dengan alat tes urine. Proses ini diawasi oleh guru perempuan, dan hasil tes diberikan langsung kepada pihak sekolah tanpa diumumkan kepada publik.
Kepala SMA Sulthan Baruna, Sarman, menjelaskan bahwa kebijakan ini telah berjalan selama dua tahun. Kebijakan tersebut muncul setelah sebuah insiden tiga tahun lalu, ketika seorang siswi diketahui hamil pasca libur semester dan memutuskan untuk berhenti sekolah.
Baca Juga : Tangkap 6 Pengedar Narkoba, Polres Subang Ungkap Modus Jaringan Sabu dan Farmasi Ilegal
“Kami ingin mencegah pergaulan bebas di kalangan siswa. Oleh karena itu, selain melakukan tes kehamilan, kami juga rutin mengadakan siraman rohani untuk memperkuat iman para siswa,” ujar Sarman.
Tes kehamilan ini dilakukan secara rutin setiap awal tahun ajaran baru atau usai libur semester. Dalam pelaksanaan terakhir, dari 53 siswi yang menjalani tes, seluruh hasil dinyatakan negatif. Namun, sekitar 30 siswi lainnya masih menunggu giliran untuk dites.
Langkah ini menuai beragam respons dari masyarakat. Sebagian orang tua mendukung kebijakan ini, menilai langkah tersebut sebagai upaya preventif yang efektif untuk mencegah kenakalan remaja. Namun, ada pula yang mengkritik kebijakan ini karena dinilai melanggar privasi siswa.
Baca Juga : Tambang Ilegal Hancurkan Jalan Provinsi, Warga Subang Jadi Korban
“Kami sadar bahwa program ini akan menimbulkan pro dan kontra. Tapi selama memiliki tujuan positif dan mendapat dukungan orang tua, kami akan terus melaksanakannya,” tegas Sarman.
Terkait video viral yang menunjukkan pelaksanaan tes kehamilan, Sarman menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, proses tes di sekolah seharusnya dilakukan secara tertutup dan hanya untuk kepentingan evaluasi internal.
“Kemungkinan ada guru yang secara tidak sengaja merekam dan menyebarkan video. Kami akan mengevaluasi agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tambahnya.
Baca Juga : Pasca Maraknya Penutupan Galian Ilegal di Subang, Sopir Truk hingga Buruh Tambang Gelar Unjuk Rasa
Meski kebijakan ini didasarkan pada niat baik, sejumlah ahli mengingatkan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam mengatasi isu pergaulan bebas. Pendidikan seks yang komprehensif, dialog terbuka dengan siswa, serta pengawasan yang berimbang dinilai menjadi langkah yang lebih efektif dan etis.
Kebijakan SMA Sulthan Baruna ini menjadi salah satu upaya konkret untuk melindungi para siswi dari risiko pergaulan bebas. Namun, keseimbangan antara tujuan kebijakan dan hak privasi siswa harus terus menjadi perhatian utama dalam setiap kebijakan pendidikan.
Sumber : tintahijau.com